Sabtu, 14 Juli 2007

Memburu Misteri Manusia Flores Di Gua Liang Bua


Sejak ditemukannya Hobbit atau Homo floresiensis yang diperkirakan hidup 18000 tahun di Gua Liang Bua Kabupaten Manggarai Flores Nusa Tenggara Timur tahun 2003; menarik perhatian para ilmuwan Phalaeantropologi dunia.


Guna mengungkap misteri kehidupan manusia kerdil yang tingginya hanya 105 sentimeter dan kepalanya hanya sebesar jeruk Sankist dengan kapasitas otak yang hanya 380 cc dibandingkan dengan kapasitas otak manusia saat ini yang rata rata 1500 cc


Dipimpin Edward Wahyu Saptomo dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional sejak awal Juli hingga akhir Juli bulan depan dilakukan ekskavasi lanjutan guna mengetahuti Vegetasi dan iklim purba saat manusia flores itu hidup 1800 tahun lalu.


Karena berbagai keterbatasan / Tim Arkeologi Nasional mengundang tim ahli Vegetasi dari Universitas Qunsland University Australi yang dipimpin Dr. Carol Lentfer . dan untuk mengetahu iklim purba dari Uiveritas Wallongong Australi yang dipimpin Kira Wastaway.


Dibawa pengawasan Tim Arkenas para ilmuwan Asutrali dibantu penduduk lokal yang terlatih itu dipersilahkan menggali di sektor XII (duabelas) dan XII (tigabelas) dan khusus tim dari universitas Wallongong diperkenankan turun ke gua yang berada dibawahnya dengan kedalaman 23 meter untuk menegetahui iklim purba.


Karena lapisan tanah tidak longsor / pada dinding galian dipasang papan . Dari hasil galian dari berbagai lapisan / ditemukan berbagai spesies hewan purba. Dan pada kedalaman 293 sentimeter di kotak sektor XII ditemukan fosil graham Stegedon gaja purba yang berukuran mini atau hanya sebesar kerbau . Menurut ahli tulang ; Rokus Du e menurut teoril selama ini stegedon dinyatakan telah punah 100.000 tahun lalu. Sedangkan temuan temuan Liang Bua bersama Hobbit tahun 2003 ; Stegedon masih hidup sampai 18000 tahun lalu. Dengan demikian temuan Liang Bua bisa merubah teori.


Sedangkan tim dari Qunsland Universty terus berusaha mengidentivikasi seluruh fosil vegetasi yang diperkirakan merupakan pendukung kehidupan manusia purba. Selain itu mereka juga berusaha mengidentifikasi seluruh species yang tumbuh disekitar Liang Bua guna mengetahui sepecies apa saja yang masi hidup hingga saat ini.


Kontroversi temuan Hobbit di Liang Bua tahun 2003 ; membuat Guru Besar Palae Antropologi U G M ; Profesor Teuku Jakob terusik dan tidak mengakui temuan Liang Bua itu sebagai species manusia baru tetapi dan dia nyatakan Hobbit Liang Bua itu sebagai Homo sapience. Oleh karenanya disponsor Hasim Djoyo Hadikusumo ; Jakob memprakarsai Workshop dan pameran Hobbit Asia Tenggara di Jogya akhir Juli yg dihadiri seluru ahli Palaeantropologi dunia. Usai workshop akan dilanjutkan dengan kunjungan ke Liang Bua Flores yang terletak 12 kilometer di utara kota Ruteng ibukota Kabupaten Manggarai .


Menurut Wahyu dari Arkhenas ; Kontrofersi apakah Hobbit itu species manusia baru atau tidak itu tidak penting. Yang penting bagi Arkhenas adalah penelusuran terbentuknya gua Liang Bua dan kehidupan Hobbit itu sendiri


Ekskavasi Liang Bua sebenarnya suda dimulai oleh Dr.Thedorus Verhuven sejak tahun l965 bersama Rokus Du E.Pada tahun 1978 ; ditemukan 7 rangka manusia dan di kirim ke Profesor Teuku Jakob di Universitas Gaja mada Jogya. Tetapi hingga saat ini belum ada laporan ke Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional. Temuan Liang Bua menghebohkan sejak ditemukan Hobbit tahun 2003.

Tidak ada komentar: